Selasa, 24 Maret 2015

Yang Harus (Selalu) Dipikirkan



Terkadang aku ingin membuat perumpamaan yang sulit untuk dipahami. Di tengah hegemoni sekitar aku ingin menyendiri dan asik sendiri. Menjadi berbeda, sebagai sinikel, korelis, atau introvert. 
Aku ingin tau rasanya.....

Sesekali aku mau hidup tanpa banyak bicara, tapi cerewet bermonolog sendiri dengan Tuhan. Paham batas-batas harapan dan dunia nyata, me-realistiskan diri. Tidak banyak mengeluh, menyerahkan semua alur hidup kepada hidup, bukan membuat segalanya pernah terpikirkan--selalu memperhitungkan kemungkinan kemudian memilah-milah mana yang mungkin dan paling menyenangkan-- yang pada akhirnya luka karena terlalu banyak berekspektasi. Aku hanya ingin tau rasanya……

Suatu hari aku tidak ingin melulu mencintai ilusi, aku ingin berhenti menjadi pemuja bayangan. Cukuplah tahun-tahunku yang dulu teracuni sakit karena mengharapkan, karena menyimpan. Aku ingin tau rasanya tidak mencintai siapa-siapa kecuali ‘rumah-rumah’ku . Aku hanya penasaran rasanya…….

Apakah akan damai? Apakah akan menyenangkan?


Now  the sky…could be blue? Could be grey? I dont mind. Without you is a waste of time.....


Tapi mungkin rasanya tidak seperti yang aku bayangkan… Mungkin hidup selalu punya cara untuk melukai. Mungkin hidup membuatmu lelah dan jenuh. Tapi hidup tak akan pernah lupa membahagiakan. 

Jadi selamat menemukan kebahagiaan!
Jakarta 24 Maret 2015. 21.52.



0 komentar:

Posting Komentar