-Terima Kasih
Dalam perjalananku, entah sudah berapa banyak orang yang kutemui. Sudah
berapa banyak nama yang harusnya kuhafal. Sudah berapa banyak wajah-wajah yang
hinggap di memori otakku entah untuk waktu yang lama atau sementara.
17 tahunku berlalu dengan cepat. Dan hari ini aku menginjak umur 18. Coba
tebak sudah berapa detik Tuhan memberiku waktu untuk hidup. Dan dari jutaan
triliun detik itu, aku membaginya bersama kalian. Sebagaimanapun pelupanya, aku
mengingat baik kalian mulai dari nama, waktu-waktu yang membuat kita dekat dan
saling memahami, wajah-wajah yang mungkin dulunya asing tapi sekarang menjadi
wajah yang ingin aku temui setiap hari
jika aku bisa.
Kalian adalah orang-orang ternyaman setelah keluarga. Kalian adalah ‘rumah’
tempat aku menceritakan apa-apa saja yang mungkin tidak bisa aku katakan pada
ayah atau ibu.
Aku bersyukur bisa bertemu kalian dan menjadi teman baik, bahkan sahabat. Akhirnya
aku belajar, untuk bahagia sebahagia-bahagianya bertemu kalian dan mentrade-off
kan kesempatan bertemu orang lain jika aku berada di tempat lain. Maaf, jika
sempat berpikir tentang itu Tuhan.
Jujur, jujur sekali, disini memang bukan mimpiku. STAN bukanlah rangkaian
huruf yang aku tulis di kertas lalu aku tempelkan di dinding kamar kos dulu
waktu SMA. Bukan apa yang aku perjuangkan dengan segenap hati. Bukan doa yang
kurapal seusai sholat lima waktu. Bukan universitas yang aku idamkan bagaimana
rasanya menjadi bagiannya.
Iya aku sempat menangis, menangis selama beberapa hari dengan jalan mana
yang harus aku pilih ketika aku sudah menggenggam mimpiku jadi teknisi yang menyenangkan.
Aku bahkan menangis saat ditelpon dua sahabatku yang memberi selamat karena aku
diterima disini.
Haha masa-masa itu aku tidak mau mengulanginya lagi. Sekalipun jangan.
Walaupun sampai sekarang masih suka kangen kalo ada yang bilang soal UNDIP,
atau SBMPTN. Tapi kenyataannya, aku sudah melepas mimpi yang satu itu. Aku
melepasnya di sepanjang perjalananku pulang dari semarang sendirian. Dan
bahagia sebahagianya bisa menjadi bagian sekolah ini. Aku bangga. Aku bersyukur
Aku tau Tuhan Maha Tahu. Aku sayang STAN. Aku senang karena nantinya bisa jadi
penggawa keuangan negara yang berintegritas (Aamiin ya Allah). Lagi-lagi harus
banyak bersukur karena diberi Tuhan kesempatan member dampak yang baik pada
Negara secara langsung! walaupun sampai sekarang masing berjuang pada kata ‘kerja
maksimal dan totalitas’. Yang jelas, aku bahagia karena ayah dan ibu bahagia :) dan ingin terus membahagiakan.
Ya…gitu deh haha aku yakin bukan cuma aku anak STAN yang mengalami ini. Dan
salah satu alasan Tuhan memilihku disini pasti agar bisa bertemu dan belajar
dari kalian. Setiap karakter. Alay preketek wkwk.
Lima mei yang ke delapan belas ini aku ngga berharap muluk-muluk, lagipula
lagi sibuk ngerjain tugas yang seabrek jadi agak lupa dan ngga ditunggu-tunggu.
Pengennya lupa, tapi gara-gara daus alay yang ultahnya sama ((tapi beda dua
tahun)), yang dari jauh2 hari pekanya minta ampun kalo lihat angka lima.
*Lihat angka lima* *nglirik*
“Mil..bentar lagi kita ultaaah”
Ya terus aku kudu ngopo -____-
Singkatnya, 18 ini sangat spesial meski jauh dari keluarga, rumah dan
sahabat.
18 ini aku mau menuliskannya dan menjadikannya immortal dengan kata-kata yang sederhana tapi spesial untukku
pribadi yang mungkin akan membacanya beberapa waktu yang akan datang saat rindu
dan mencoba memaknainya.
Terimakasih kalian teman-teman kos MENTARI yang sudah kasih surprise jam
setengah satu pagi disela-sela ketiduran waktu nglembur tugas. Terimakasih buat
sinyo yang pake dandan jadi pocong segala. Terimakasih buat anak kelas II C
yang pinter banget acting sampe sama sekali ngga curiga, apa emang aku yang
odong. Terimakasih buat rahman yang jahatnya minta ampun bohong pake pura-pura
jadi suaminya Bu Umi segala. Terimakasih untuk Tiani dan Wanda yang super duper
sweet, aku suka hadiahnya yang unzu sekali. Terimakasih buat Sidiq dan Udin
juga wkwk. Terimakasih buat Belfin, Puput, temen-temen kos CERIA, Titin, Zidni,
Dana, Dek Ifa. Terimakasih buat emak a.k.a Nadhila atas super lovely note nya.
Terimakasih buat teman-teman lain yang sudah mengucapkan dan mendoakan. Semoga
Allah mengabulkannya untukku dan untukmu juga. Spesial untuk kalian semua
sahabat jauhku, Belfin, Puput, dan yang lainnya aku kirimkan lagu Warning Sign
nya Coldplay, didownload yah di 4shared terus didengarkan :*
Finally,
Terimakasih Allah, Tuhanku, atas umur ini. Atas umur yang berkurang ini
semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi hamba yang baik,menjadi
anak yang baik, menjadi kakak yang baik, menjadi adik yang baik, menjadi
sahabat yang baik, menjadi teman yang baik, menjadi kenalan yang baik, menjadi
orang asing yang baik.
Semoga setiap hal-hal yang baik yang kutulis di sticky notes kuningku
menjadi nyata. Setiap catatan-catatanku waktu lelah belajar semoga aku bisa
memetik hikmah darinya. Setiap sakit hati bisa berbuah lapang. Setiap rindu
kepada Ayah Ibu bisa aku ubah jadi IP yang bisa buat mereka bangga. Setiap
patah hati semoga semakin didekatkan dengan jodoh :p
Aku bersyukur Tuhan, sungguh atas hidup yang telah Engkau berikan. Izinkan
aku belajar setiap harinya, dan memandangi setiap masalah dengan perspektif
yang baik. Untuk ingat tersenyum saat hati bersedih. Untuk selalu ingat lagu
Sunshines song Jason Mraz kesukaannya Puput.
Selamat hidup, kalian. Selamat menemukan kebahagiaan. Semoga sesekali atau banyak
kali kita semua bisa saling menjadi
sumber bahagia.
Ditulis 25 hari setelah ulang tahun dikarenakan jadwal UTS yang menggila
dan sakit yang tidak dinyana-nyana.
Maaf alay haha.
1 Juni 2015, Jakarta, 7.59 PM

0 komentar:
Posting Komentar