Jumat, 11 Desember 2015

93 Million Miles

Di sela kebahagian dan nyaman di tengah euforia ini, aku ingin mengingat setiap peluh ayah yang menetes sederas kota Hujan tempat ayah memperjuangkan kebahagiaanku. Aku ingin selalu mengingat setiap sudut rumah yang lengang yang pasti membuat ibu sedih dan kesepian. Aku ingin mengingat adikku yang polos, yang selalu sederhana. Aku ingin mengingat kakak yang juga sedang berjuang membahagiakan.
Semoga perjalanan ini aku selalu ingat mengapa aku disini.
di tengah hiruk pikuk, aku mau terus merindukan mereka.
Meski larut dalam hegemoni aku tidak mau seorang pun menggeser ruang-ruang mereka  di pikiranku juga hati.


12/11/2015
Jakarta. 
52,5 km dari Bogor, 590 km dari Boyolali
Aku sayang kalian

Rabu, 09 Desember 2015

Dear bellafina….





Kamu sekarang pasti sedang merasakan betapa waktu berputar sangat cepat. Kita udah mahasiswa tingkat dua! Semakin kesini kamu akan merasa  semakin banyak wajah-wajah baru yang hadir dalam keseharianmu. Semakin berubah dirimu dari yang dulu dan semoga itu hal yang baik. Semakin banyak masalah yang muncul di hidupmu, dan semoga lebih banyak penyelesaian. Semakin banyak air mata yang jatuh, tapi aku harap lebih banyak tawa dan senyum yang menghiasi hari-harimu. Dan pasti sudah ada cinta-cinta baru yang tumbuh di lingkunganmu, mulai dari sahabat baru, teman baru, tak lupa gebetan baru :p Tapi sayangnya, semakin banyak cerita darimu juga dariku yang tidak sempat kita ceritakan seperti dulu lagi, karena dimensi waktu, jarak, dan kesibukan masing-masing yang membatasi.

Selamat Ulang Tahun ya bel,
Kamu ingin menjadi yang seperti apa di umurmu yang ke 20 ini?

Aku harap kamu tetap menjadi anak baik kesayangan Mama dan Papamu, tetap menjadi sahabat, pendengar yang baik, dan pelipur lara bagi sahabat dan teman-teman di sekelilingmu. Semoga ceriamu dan humble mu selalu ada tapi jangan terlalu perasa ya. Tetap cantik luar dan dalam! Eh lupa ‘nikmati’ proses dewasa dan proses mencintai juga ya haha karena kamu masih muda dan perjalanan menuju itu masih panjang. Nikmati setiap bahagianya dan setiap lukanya. (ini ngomong sama diri sendiri juga kok :p). Semangat bahagian mama papa. Semangat berjuang menjadi dokter hewan yang baik.  Jangan lupa bersyukur. Yang jelas berubahlah bel, berubah jadi bela yang lebih, lebih, lebih, baik lagi.

Tetap jadi sahabatku ya belaaa. Bertiga bersama puput. Kalian itu wajah-wajah yang ingin kutemui setiap hari jika aku bisa. Kalian itu saksi mata ke alay anku waktu suka sama orang, kedokku yang kata orang pemalu padahal ga sama sekali. Kalian itu sahabat yang sampai sekarang punya ruang tersendiri yang ngga mungkin bisa diganti orang lain. (tuh kan alay).Meskipun sekarang udah susaaaahhhhh banget untuk kumpul, setahun dua kali doang tapi aku harap sekali kita ketemu kita tetap heboh bingung mau cerita apa dulu. Meskipun nanti kita sama2 udah bertambah dewasa semoga masih tetep nyanyi lagunya Lenka yang we will not grow old bareng-bareng. Tambah hitz. Tambah cetarr. Tambah badaiii. Tapi tetep jadi bela yang down to earth. Tetap jaga kesehatan, meskipun kesibukan kuliah memang bikin cepat sakit. Jangan kaya dulu lagi ya!!

Selamat Ulang Tahun Bela, Selamat memasuki usia menikah :p
Ya…kayak tadi yang udah aku bilang nikmatin prosesnya ya..jangan galauin dia terus ya. Kalo kata tere liye perasaan memang rumit tapi kalo jodoh urusannya pasti bakal sederhana. *sumpah ini sok banget* Meskipun sering sakit, tapi susah melupakan dan berhenti suka itu baik kok bel. Bukan hal yang buruk. hehe
Selalu ceritakan perkembangan dan lika liku ke aku dan puput ya:D


Seamat Ulang Tahun Bellafina Gabriela Huliselan
Tetap jadi sosok yang baik dan menyenangkan. EVERYONE LOVE YOU! SEMUA SAYANG BELLA!
.
.
.
.
.
Special wish, lupakan kecoa dan raihlah bintang di langit xoxo :P



NP: dengerin yang di souncloud ya bel meskipun suaranya menyedihkan:’) tapi buatnya sampai rela malu di kosan nyanyi2 tengah malem kayak orang gila hahaha. That was our fav song yang sering kita nyanyiin bareng2 dan kita nobatkan sebagai lagu nasional. Hope u like it. See u soon, bestie! <3


9 Desember 2015
Jakarta

Jumat, 02 Oktober 2015

Perspektif: ubah caramu melihat dunia

Perspektif?
Selama ini aku suka sekali dengan diksi itu. Aku  suka sekali memikirkannya di kepalaku. Menurutku perspektif itu hebat. Ia membuat manusia terpisah ke dalam labirin-labirin yang berbeda. Benar kan?

Kadang kita terlalu banyak bicara menurut cara pandang kita, lupa dalam apapun ada dua sisi, ada dua cerita, bahkan lebih. Ga ada yang benar-benar hitam, ga ada yang benar-benar putih, ada abu-abu. dan abu-abu itu akan selalu ada. Kita sering banget ya denger itu tapi sudahkah kamu menjadi orang yang bijak meski sudah memahami? 

Kadang pun dalam suatu cerita yang kita yakini mana jalan cerita yang benar, ada gap yang kamu tidak boleh abaikan. Ini lebih dari waktu nonton sinetron, terus adik tanya "Mba, itu yang baik mana, yang jahat mana?" 

Kenyataannya, sifat manusia tidak mungkin seenaknya dibagi atas yang jahat dan baik. Tapi kita lebih nyaman atas itu. Menolak pengecualian. Kayak aku yang benci sama Summer Finn di film 500 days of Summer, aku yang benci Heathcliff di novel Wuthering Heights. Dan kayak aku yang sebel sama Go Hye Mi di drama Dream High waktu episode awal-awal. Karena apa?
Karena mereka bertiga adalah protagonis. aku seperti udah ter doktrin ya kalo protagonis harus sempurna, baik, berhati malaikat. Dan kalo memang protagonisnya jahat yaudah jahat sekalian. Aku pun ga tau kenapa berpikiran kayak gitu. Apa cuma aku?

Lalu aku  mikir...aku, kamu, ibu kita, bapak kita, dosen kita, temen kita, mereka semua sesungguhnya
adalah protagonis dalam hidup mereka masing-masing. dan kita pun juga tritagonis dalam cerita orang-orang yang kita kenal. 
Pertanyaannya sekarang..Jangan-jangan kita pun bisa jadi adalah antagonis dalam film mereka? Seberapa banyak?

Mungkin kalo diibaratkan perspektif tu kayak jalan...Maka dari itu kita pasti lebih ngerasa nyaman sama orang yang sepemikiran, yang jalannya sama. Ah apa mesti begitu? Ga juga. karena lagi-lagi ada pengecualian dalam pernyataan. ada yang ngga pasti dalam kepastian kecuali 1. Tuhan dan ketidakpastian itu sendiri.
Yang paling indah adalah kita punya hati yang lapang. Kita tetep bisa 'jalan' bareng dengan mereka. meski itu bukan 'jalan' yang cocok buat kita. Jangan kaku dan terima perspektif orang lain, damai deh hidup karena menghindari konflik yang ngga penting. 

Emm muara dari tulisan ini sebenarnya adalah karena tadi diajar sama dosen yang super keren. Dan ngerasa seperspektif gitu halah haha

Mungkin entry berikutnya mau bahas apa yang bapak dosen tadi utarakan. Tentang welfare vs happiness. Ya sudah yaa..akhir-akhir ini pengen banget semua yang dipikirin ditulis di sela-sela tugas. tapi apa daya. ada tugas. ulang. TUGAS.T.T
Sebagai penutup pengen ngomong:
Betapa kadang menulis itu seola-olah merumitkan hidup yang sebenarnya sederhana. Dan yang membuat rumit adalah perasaan. Karena manusia bisa tertawa, maka manusia pun bisa menangis. tidakkah kamu tau betapa hidup memang diciptakan saling melengkapi? Dan menulis itu.....hal alami yang bikin perspektif kita semakin luas.



Bye, met bobo siang di hari Jumat yang barakah ini

Sabtu, 04 Juli 2015

, ,

Luka



Dalam hidup selalu ada kecenderungan-kecenderungan untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang tertentu. Entah itu yang membuatmu paling nyaman, merasa menjadi dirimu sendiri, seorang pencerita dan pendengar yang baik, seseorang yang bisa membuatmu tertawa kayak orang gila tapi bisa diajak bicara tentang 'hidup' berjam-jam tanpa membicarakan jeleknya orang lain, seseorang dengan selera musik sama, apapun. Yang jelas, seseorang yang membuatmu bersyukur karena memiliki mereka.
Pasti ada sosok-sosok ideal itu dalam keseharianmu, yang sering kamu sebut teman dekat bahkan sahabat.
Pun aku.

Rabu, 01 Juli 2015

Ketika Kamu Sedih

Allah mengajariku. lewat pengecualian, dan sedih karena merasa tersakiti. semoga awan yang mendung berotasi lebih cepat. tapi aku (sungguh) akan berusaha tidak berekspektasi terlalu tinggi. malam ini, saat aku sedih aku tau semesta mengetahuinya. lewat cara Allah, dan dikirimkan cintaNya lewat isyarat-isyarat (yang aku harus mengerti). lewat angin, hujan, langit yang mendung, malam yang dingin, kekecewaan. Allah mau membuatku percaya untuk tidak mencintai manusia lebih dari mencintaiNya. Allah menyadarkanku bahwa harapan terhadap manusia (sungguh) hanya membuatku pedih.



23-04-2015
re-read again when feeling not good. 

Senin, 01 Juni 2015

Untuk Mila, di Jakarta

Kata orang jarak membuat yang dekat menjadi jauh. kata orang perpisahan adalah sebuah akhir dari cerita. kata orang teman kalau udah punya teman baru diperantauan pasti lupa sama teman nya dulu. itu sih kata orang.. kalau kata ku, aku ngga percaya sama itu semua.
yang aku percaya adalah jarak tidak akan membuat kita menjadi orang yang asing, perpisahan bukanlah akhir dari kisah yang sudah kita tulis susah payah selama dua tahun di sekolah, dan walaupun kamu punya teman hits di Jakarta, punya temen yang pinter nya luar biasa atau aku punya temen-temen gila di solo, waktu kita ketemu nanti kita akan tetap jadi dua sahabat yang sama. waktu kita ketemu nanti, kita akan jadi orang paling heboh, cerita banyaaaakk hal, saling bully satu sama lain, buka-buka aib di SMA atau mulai menelisik lagi cerita-cerita kita di kost CERIA.
meski bumi berputar lebih cepat atau Indonesia jadi 4 musim kita tetap jadi sahabat. jadi keluarga :)

18


-Terima Kasih


Dalam perjalananku, entah sudah berapa banyak orang yang kutemui. Sudah berapa banyak nama yang harusnya kuhafal. Sudah berapa banyak wajah-wajah yang hinggap di memori otakku entah untuk waktu yang lama atau sementara.
17 tahunku berlalu dengan cepat. Dan hari ini aku menginjak umur 18. Coba tebak sudah berapa detik Tuhan memberiku waktu untuk hidup. Dan dari jutaan triliun detik itu, aku membaginya bersama kalian. Sebagaimanapun pelupanya, aku mengingat baik kalian mulai dari nama, waktu-waktu yang membuat kita dekat dan saling memahami, wajah-wajah yang mungkin dulunya asing tapi sekarang menjadi wajah  yang ingin aku temui setiap hari jika aku bisa.
Kalian adalah orang-orang ternyaman setelah keluarga. Kalian adalah ‘rumah’ tempat aku menceritakan apa-apa saja yang mungkin tidak bisa aku katakan pada ayah atau ibu.
Aku bersyukur bisa bertemu kalian dan menjadi teman baik, bahkan sahabat. Akhirnya aku belajar, untuk bahagia sebahagia-bahagianya bertemu kalian dan mentrade-off kan kesempatan bertemu orang lain jika aku berada di tempat lain. Maaf, jika sempat berpikir tentang itu Tuhan.
Jujur, jujur sekali, disini memang bukan mimpiku. STAN bukanlah rangkaian huruf yang aku tulis di kertas lalu aku tempelkan di dinding kamar kos dulu waktu SMA. Bukan apa yang aku perjuangkan dengan segenap hati. Bukan doa yang kurapal seusai sholat lima waktu. Bukan universitas yang aku idamkan bagaimana rasanya menjadi bagiannya.

Selasa, 24 Maret 2015

Yang Harus (Selalu) Dipikirkan



Terkadang aku ingin membuat perumpamaan yang sulit untuk dipahami. Di tengah hegemoni sekitar aku ingin menyendiri dan asik sendiri. Menjadi berbeda, sebagai sinikel, korelis, atau introvert. 
Aku ingin tau rasanya.....

Sesekali aku mau hidup tanpa banyak bicara, tapi cerewet bermonolog sendiri dengan Tuhan. Paham batas-batas harapan dan dunia nyata, me-realistiskan diri. Tidak banyak mengeluh, menyerahkan semua alur hidup kepada hidup, bukan membuat segalanya pernah terpikirkan--selalu memperhitungkan kemungkinan kemudian memilah-milah mana yang mungkin dan paling menyenangkan-- yang pada akhirnya luka karena terlalu banyak berekspektasi. Aku hanya ingin tau rasanya……