Sabtu, 04 Juli 2015

, ,

Luka



Dalam hidup selalu ada kecenderungan-kecenderungan untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang tertentu. Entah itu yang membuatmu paling nyaman, merasa menjadi dirimu sendiri, seorang pencerita dan pendengar yang baik, seseorang yang bisa membuatmu tertawa kayak orang gila tapi bisa diajak bicara tentang 'hidup' berjam-jam tanpa membicarakan jeleknya orang lain, seseorang dengan selera musik sama, apapun. Yang jelas, seseorang yang membuatmu bersyukur karena memiliki mereka.
Pasti ada sosok-sosok ideal itu dalam keseharianmu, yang sering kamu sebut teman dekat bahkan sahabat.
Pun aku.

 
Tapi mengertikah, semua orang juga punya teman-teman yang membuat mereka mau menjauh, menghindar untuk berinteraksi, memilih sendirian dan diam-diam orang-orang itu kamu simpan rapat dalam hatimu.
Adalah teman yang paling banyak melukaimu dengan kata-katanya.
Adalah teman yang tidak membuatmu nyaman karena kamu merasa rendah dengan sengaja atau tidak disengajakan.
Adalah teman yang menuntutmu menjadi orang ideal yang mereka inginkan.
Adalah teman yang merupakan pencerita yang baik tapi bukan orang yang mau mendengarkanmu.
Adalah teman yang memaksa perspektif mereka menjadi perspektifmu.
Adalah teman yang membercandai perasaanmu, ketika bahkan mereka tidak tau seberapa perasanya kamu saat itu.
Adalah teman yang memaksamu menjadi perfeksionis, segala usahamu menjadi baik seolah tidak pernah cukup.
Adalah teman yang menyakitimu lewat detail-detail kecil. Tidak pernah minta maaf ketika berbuat salah, atau mengucap terima kasih.
Adalah teman yang selalu dan selalu memberimu perintah, yang bahkan ibumu tidak pernah sejahat itu.
Adalah teman yang hanya melihat kekuranganmu tanpa sedikitpun menganggapmu berharga.
Aku mengerti, adalah hal biasa saja untuk tersakiti atau menyakiti dan bagaimanapun kamu tau mereka adalah orang baik, yang juga pernah membantumu saat kamu kesulitan, sekecil apapun. Tapi dear melankolis, aku pun tau bahwa kamu mengerti semua orang punya kelemahan dan aku tau seberapa perasanya kamu. Jadi jangan memaksakan untuk terlihat tidak apa-apa ketika kamu mau marah, atau menangis..Cobalah untuk menunjukkan kamu tidak menyukai perlakuan mereka. Hingga mereka menyadarinya bahwa yang dilakukan salah.
Kamu tidak akan mungkin jadi orang yang sempurna, dan memenuhi ekspektasi semua orang. Biarkan kamu bertumbuh dalam luka. Pernah dengar pepatah “Orang bijak adalah yang paling banyak terluka”?
Dear melankolis, meski kamu tidak pernah bisa membalas atau setidaknya membela diri.. meski kamu benci konflik..maafkan lah mereka, jangan terlalu banyak memendam. Jangan berdialog sendiri lagi ketika kamu tidak bisa mengatakannya di depan mereka.
Dan jika suatu saat kamu bersedih hati lagi, menangislah. Minta bantuan Tuhan.Tidak apa-apa. Dan berusahalah untuk tidak menjadi teman yang membuat orang lain bersedih. Jangan berhenti jadi orang baik, Mila



"Selalu ada luka dalam pertemanan, tapi pertemanan yang baik akan selalu mudah melupakan luka. Bukan jadi dendam"
"Terserah bagaimana mereka melihatmu, its out of your hands"




11.27
Jakarta
Selamat hidup dan menyembuhkan luka!




1 komentar: