Hari ini datang lagi, Tuhan.
Saat aku merasa banyak tertawa, tapi di dalam sini sedih sekali.
Aku merasa sudah melebur dengan kepura2an sehingga yang terasa hanya paradoks. Kemunafikan.
Aku tidak bisa membedakan, mungkin banyak dosa yang kulakukan, sehingga sebahagia apapun
hati tetap tidak tenang.
Ketika sumber kebahagiaan bukan lagi Yang Mencipta dan diri sendiri.
Orang2 meng-abu aku ikut meng-abu.
Hari ini datang lagi, Tuhan
Seperti tidak mengenali diri sendiri, banyak alasan, tidak tau yang mana yang membuat sesedih ini
Mungkin semuanya
Aku sendiri yang suka sok tau terhadap perasaan dan keadaan orang lain
Mengetahui sebenarnya pemicu sedih ini apa, tujuan sedih ini apa, mengapa aku harus sedih, mengapa tidak bisa berhenti pada sedih yang sama
Aku tau semuanya
Sementara mengetahui, bukan merupakan penyelesaian.
Aku ini terlalu munafik, terlalu munafik, terlalu munafik
Sementara Allah sangat membencinya
Mana yang harusnya aku tulis terlebih dahulu, melebur dan mengabur
Tidak menjadikan kesedihanku sebuah kronologi yang jelas
Tidak menjadikan kesedihanku sebuah kronologi yang jelas
oh, sebenarnya ini perkara apa. Dunia ku dan akhiratku...
Aku takut menjadi fasik, Allah
Dunia seolah-olah hanya berupa pengejaran terhadap cinta orang lain
Saat diri merasa tidak spesial, terbuang, terpinggirkan, terlukai, terhina, dianggap tidak ada, rasa itu muncul
Kekecewaan itu muncul, artinya aku masih tidak bisa lurus dan tegak ke langit saat disorot mata manusia lain
Aku ingin menyanyangi diriku sendiri, aku ingin memaafkan diriku sendiri.
