Terkadang aku ingin membuat perumpamaan
yang sulit untuk dipahami. Di tengah hegemoni sekitar aku ingin menyendiri dan
asik sendiri. Menjadi berbeda, sebagai sinikel, korelis, atau introvert.
Aku ingin tau rasanya.....
Aku ingin tau rasanya.....
Sesekali aku mau hidup tanpa banyak bicara,
tapi cerewet bermonolog sendiri dengan Tuhan. Paham batas-batas harapan dan
dunia nyata, me-realistiskan diri. Tidak banyak mengeluh, menyerahkan semua
alur hidup kepada hidup, bukan membuat segalanya pernah terpikirkan--selalu memperhitungkan kemungkinan kemudian memilah-milah mana yang mungkin
dan paling menyenangkan-- yang pada akhirnya luka karena terlalu banyak berekspektasi. Aku hanya ingin
tau rasanya……
